BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peserta didik adalah anak-anak yang memiliki ciri-ciri istimewa, misalnya bakat yang diturunkan dari orang tua atau nenek moyangnya. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk dalam bidang dan kadar bakat yang dimilikinya.
Sebagai calon guru di SD/MI kita semua diharapkan memiliki kemampuan merancang kegiatan yang dapat mengembangkan bakat dan kreativitas peserta didik usia SD/MI. Kemampuan ini diwujudkan dalam kegiatan belajar pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas. Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan di bahas mengenai pengertian bakat dan kreativitas, jenis-jenis bakat khusus, hubungan antara bakat dan prestasi serta hubungan antara kreativitas dan intelegensi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumusakan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian bakat?
2. Apa pengertian kreativitas?
3. Apa saja jenis-jenis bakat khusus?
4. Bagaimana hubungan antara bakat dan prestasi?
5. Bagaimana hubungan antara kreativitas dan intelengensi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan pengertian bakat.
2. Untuk menjelaskan pengertian kreativitas.
3. Untuk memaparkan jenis-jenis bakat khusus.
4. Untuk menjelaskan hubungan antara bakat dan prestasi.
5. Untuk menjelaskan hubungan antara kreativitas dan intelengensi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bakat
Renzulli (Munandar, 1999) mengungkapkan bahwa yang menentukan keberbakatan seorang individu tidak hanya karena kemampuan umumnya berada di atas rata-rata, melainkan juga kreativitas dan peningkatan diri terhadap tugas (task commitment). Munandar (Ali dan Asrori, 2005) menegaskan bahwa bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi (potential ability) yang masih perlu dikembangkan dan dilatih lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih potensial atau laten, bakat merupakan potensial yang masih memerlukan pengembangan dan latihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud.
Semiawan (Ali dan Asrori, 2005) menyimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat umum, misalnya bakat intelektual umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat khusus, misalnya bakat akademik, bakat kinestetik, bakat seni, atau bakat sosial.
Dengan bakat, memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu. Tetapi, untuk mewujudkan bakat kedalam suatu prestasi diperlukan latihan, pengetahuan, pengalaman, dan motivasi, Jika seseorang yang memiliki potensi bakat musik tetapi tidak memperoleh kesempatan mengembangkannya, maka bakat tersebut tidak akan berkembang dan terwujud dengan baik (menghasilkan prestasi). Sebaiknya anak yang pada dasarnya memiliki bakat musik dan orang tuannya mendukung, ia akan mengusahakan agar anaknya memperoleh pengalamn untuk mengembangkan bakatnya dan dengan motivasi yang tinggi dapat berlatih sehingga bakatnya berkembang maksimal dan memperoleh prestasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, U.S Office of education menekankan bahwa anak berbakat memerlukan pelayanan dan program pendidikan khususnya sesuai dengan potensi,minat,dan kemampuan agar dapat merealisasikan sumbangan mereka terhadap masyarakat dan unruk pengembangan diri sendiri. Jadi, bakat adalah seberapa baik seseorang memiliki kemampuan pada bidang pengetahuan atau keterampilan khusus dengan berlatih.Bakat dapat dikembangkan secara maksimal melalui atihan dengan motivasi yang tinggi.selain itu,bakat di tentukan oleh seberapa baik kemampuan umum,kreativitas,dan komitmensiswa dalam menyelesaikan tugas. Bakat yang berkembang secara maksimal akan memberikan sumbangan yang berati,baik untuk masyarakat maupun untuk pengembangan diri siswa yang bersangkutan.
B. Pengertian Kreativitas
Barron (Ali & Asrori, 2005) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, meskipun tidak mesti baru sama sekali.
Hurlock (1978) menegaskan bahwa kreativitas merupakan gabungan dari gagasan atau produk lama ke dalam bentuk baru. Dengan demikian, yang lama menjadi dasar untuk menghasilkan yang baru.
Guilford (Ali & Asrori, 2005) menyatakan bahwa kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif. Salah satunya adalah kemampuan berpikir divergen. Kemampuan berpikir divergen merupakan kemampuan individu untuk mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan. Guilford menekankan bahwa orang-orang kreatif lebih banyak memiliki cara berpikir divergen dari pada konvergen (cara berpikir individu yang menganggap hanya ada satu alternatif jawaban dari suatu permasalahan.
Munandar (Ali & Asrori, 2005) mengungkapkan bahwa: “kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengkolaborasi suatu gagasan”. Utami Munandar membahas lebih mendalam bahwa kreativitas merupakan hasil interkasi individu dalam lingkungannya. Lingkungan dapat mendukung berkembangnya kreativitas dan dapat menghambat perkembangannya.
Berdasarkan berbagai definisi kreativitas itu, Rhodes (Munandar, 1999) mengelompokan berbagai definisi tersebut kedalam empat kategori, yaitu person (pribadi), press (pendorong), process (proses), dan product (produk).
Berdasarkan penjelasan Strenberg, sejumlah difinisi kreatif yang tergolong ke dalam kategori pribadi menyimpulkan bahwa pribadi dari individu yang kreatiif merupakan titik pertemuan antara intelengesi (antara lain kemampuan verbal, pemikirian lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, dan keterampilan pengambilan keputusan); gaya kognitif (antara lain menciptakan aturan sendiri, melakukan hal dengan cara-caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak terlalu terstruktur, dan senang merancang); dan kepribadian/motivasi (antara lain kelenturan, dorongan untuk berprestasi, keulentan dalam menghadapi rintangan, dan keberanian mengambil resiko yang moderat) (Munandar, 1999)
Kategori proses, Torrances (Sternberg dalam Munandar, 1999) mengungkapkan bahwa proses kreatif pada dasarnya merupakan langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu kesadaran adanya kesulitan/masalah, membuat dugaaan dan hipotesa, menguji dugaan/hipotesis, mengevaluasi dan mengkaji ulang hepotesis, serta menyimpulkan hasil temuan.
Kategori pendorong tidak hanya berasal dari diri sendiri (internal) tetapi juga diri lingkungan (eksternal). Simpson menjelaskan bahwa dorongan internal yaitu kekuatan untuk menyelesaikan masalah dengan tahapan yang tidak sesuai ketentuan (Munandar 1999). Mengenai dorongan dari lingkungan, kreativitas tidak berkembang pada lingkungan yang tidak menghargai imajinasi, lingkungan yang terlalu menekankan konformitas dan tradisi, dan kurang terbuka terhadap perubahan (Munandar 1999)
Kategori produk kreatif menekankan definisinya pada orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknan. Produk yang dihasilkan merupakan kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya, sebagai contoh misalnya kursi roda merupakan perpaduan antara kursi dan roda. Produk kreatif memiliki karakteristik yaitu produk tersebut harus nyata, baru, dan merupakan hasil unik individu dalam interaksinya dengan lingkungannya (Rogers dalam Munandar, 1999)
Keempat kategori P ini saling berkaitan. Pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dalam dukungan/dorongan dari lingkungan menghasilkan suatu produk kreatif. Dengan demikian, penting mengembangkan bakat kreatif seorang anak sejak dini yang dimulai dengan dorongan dari lingkungan, terutama lingkungan keluarga.
C. Jenis-Jenis Bakat Khusus
Berkaitan dengan adanya perbedaan individual, setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Semiawan dan Munadar (Ali & Asrori, 2005) mengklarifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensii maupun yang sudah terwujud, menjadi lima bidang, yaitu:
1. Bakat akademik khusus,
2. Bakat kreatif produktif,
3. Bakat seni,
4. Bakat kinestetik/psikomotorik,
5. Bakat sosial.
Termasuk ke dalam bakat akademik khusus, misalnya bakat untuk memahami konsep yang berkaitan dengan angka-angka (numeric), logika bahasa (verbal), dan sejenisnya. Bakat khusus dalam bidang kreatif produktif artinya bakat dalam hal menciptakan sesuatu yang baru, misalnya menghasilkan program komputer terbaru, arsitektur terbaru, dan sejenisnya.
Bakat khusus dalam bidang seni, misalnya mampu mengaransemen musik yang digemari banyak orang, menciptakan lagu dalam waktu yang singkat, dan mampu melukis dengan indah dalam waktu yang relatif singkat.
Bakat khusus kinestetik/psikomotorik, antara lain sepak bola dan bulu tangkis. Adapun bakat khusus di bidang sosial antara lain mahir melakukan negosiasi, menawarkan suatu produk, berkomunikasi dalam organisasi, dan mahir dalam kepemimpinan.
D. Hubungan Antara Bakat Dan Prestasi
Menurut Munandar (Ali & Asrori, 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang. Sekalipun demikian orang yang berbakat belum tentu berprestasi. Hal ini karena bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan dan pengembangan secara maksimal.
Bakat khusus yang dikembangkan sejak dini akan dapat terealisasi dalam bentuk prestasi unggul. Berdasarkan penelitian terakhir, ditemukan bahwa sekitar 20% siswa SD dan SMP menjadi anak yang underachiever, artinya prestasi belajar yang mereka peroleh berada dibawah potensi atau bakat intelektual yang sesungguhnya mereka miliki.
E. Hubungan Antara Kreativitas Dan Intelegensi
Berdasarkan teori “ambang intelegensi untuk kreativitas”, sampai tingkat intelegensi tertentu yang diperkirakan seputar IQ 120, ada hubungan yang erat antara intelegensi dan kreativitas. Produk intelegensi yang tinggi memerlukan tingkat intelegensi yang tinggi pula. Teori menemukan bahwa di atas ambang tersebut (IQ > 120) tidak ada korelasi yang tinggi lagi antara intelegensi dan kreativitas (Anderson, dalam Munandar, 1999).
Hurlock (1978) mengemukakan bahwa tidak semua orang dengan kecerdasan yang tinggi merupakan pencipta. Misalnya banyak anak yang mencapai keberhasilan akademis, tetapi hanya sedikit yang menunjukan cara berpikir kreatif. Korelasi yang tinggi antara kecerdasan dan kreativitas sebagian besar bergantung pada faktor diluar kreativitas dan kecerdasan.
Faktor dalam lingkungan atau dalam diri seseorang sering menganggu perkembangan kreativitas. Misalnya, cara mendidik anak yang terlalu otoriter di rumah atau di sekolah selama kanak-kanak akan membekukan kreativitas mereka, tetapi tidak mempengaruhi kecerdasan. Kondisi demikian menggambarkan hubungan yang rendah antara kecerdasan dan kreativitas. Di satu sisi, terdapat hubungan positif antara kecerdasan dan kreativitas. Kreativitas yang mengarah ke penciptaan ke sesuatu yang baru bergantung pada kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan yang sudah umum diterima.
Pengetahuan tersebut diolah ke dalam bentuk baru dan orisinal. Kreativitas tidak dapat berfungsi di dalam kekosongan, kreativitas menggunakan pengetahuan yang diterima sebelumnya dan bergantung dalam kemampuan intelektual seseorang (Hurlock, 1978).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Semiawan (Ali dan Asrori, 2005) menyimpulkan bahwa bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat umum, misalnya bakat intelektual umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat khusus, misalnya bakat akademik, bakat kinestetik, bakat seni, atau bakat sosial.
2. Barron (Ali & Asrori, 2005) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, meskipun tidak mesti baru sama sekali.
3. Semiawan dan Munadar (Ali & Asrori, 2005) mengklarifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensii maupun yang sudah terwujud, menjadi lima bidang, yaitu: (1)Bakat akademik khusus, (2) Bakat kreatif produktif, (3) Bakat seni, (4) Bakat kinestetik/psikomotorik, (5) Bakat sosial.
4. Menurut Munandar (Ali & Asrori, 2005) perwujudan nyata dari bakat adalah prestasi karena bakat sangat menentukan prestasi seseorang. Sekalipun demikian orang yang berbakat belum tentu berprestasi. Hal ini karena bakat bersifat potensial yang membutuhkan latihan dan pengembangan secara maksimal
5. Berdasarkan teori “ambang intelegensi untuk kreativitas”, sampai tingkat intelegensi tertentu yang diperkirakan seputar IQ 120, ada hubungan yang erat antara intelegensi dan kreativitas. Teori menemukan bahwa di atas ambang tersebut (IQ > 120) tidak ada korelasi yang tinggi lagi antara intelegensi dan kreativitas (Anderson, dalam Munandar, 1999).
B. Saran
1. Sebagai calon guru di SD kita diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan bakat dan kreativitas peserta didik, kita juga harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian bakat dan kreativitas tersebut, agar kita mengerti dan dapat mengembangkannya kepada setiap individu. Karena setiap individu memiliki bakatnya masing-masing dan juga memiliki daya kreativitasnya masing-masing.
2. Orang tua diharapkan dapat mengetahui dan mengerti bakat masing-masing anaknya, sehingga dapat dengan mudah mengarahkan bakat tersebut ke suatu kegiatan yang positif dan juga orang tua harus mendukung bila anak-anaknya mempunyai ide-ide kreatif yang mengarah pada kreativitas anak.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, Ingridwati, dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik.
rv620 cheap jerseys,Cheap Jerseys from china,wholesale jerseys,cheap jerseys,Cheap Jerseys free shipping,nfl jerseys,wholesale nfl jerseys,nfl shop,nfl shop jj464
BalasHapus